Sabtu, 11 Mei 2013

TUGAS 1 PI - Hubungan pendidikan dan pengangguran -




JUDUL
“ Hubungan pendidikan dan pengangguran “


Nama              :      Sugerman
Kelas               :      1 EB 24
NPM               :      27212174
Tugas/Tulisan     :      Tugas ke – 1




UNIVERSITAS GUNADARMA
2012/2013




A B S T R A K

Tulisan ini dibuat untuk mengulas berbagai aspek khususnya tentang hubungan antara pendidikan dan pengangguran. Ternyata pendidikan sangat berpengaruh pada masa depan agar tidak menganggur. Namun pendidikan tinggi pun tidak menjamin terbukanya lapangan pekerjaan jika pribadi masing-masing tidak memiliki keahlian yang kompeten.
Tulisan ini dibuat atas banyaknya bukti dan peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini di indonesia. Dalam tulisan ini saya menyajikan informasi berupa pengaruh pendidikan dengan pengangguran dan faktor-faktor yang menyebabkan banyak masyarakat indonesia yang menganggur.





LANDASAN TEORI

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.

 

Jenis-jenis pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya :

·         Pengangguran friksional
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
  • Pengangguran konjungtural
Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian / siklus ekonomi.
  • Pengangguran struktural
Pengangguran structural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran structural bias diakibatkan oleh beberapa kemungkinan,
1                         Pengangguran musiman
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur.
2                         Pengangguran siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
  • Pengangguran teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.



B A B I
PENDAHULUAN

1.1        Latar belakang
Salah satu faktor ekonomi penyebab kemiskinan yang melanda Negara tercinta kita ,yakni  makin meningkatnya angka pengangguran. Pengangguran adalah masalah yang paling berat, karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya masalah-masalah sosial lainnya. Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Angka pengangguran terbuka di Indonesia masih mencapai 8,12 juta jiwa. Angka tersebut belum termasuk dalam pengangguran setengah terbuka, yaitu mereka yang bekerja kurang dari 30 jam per minggu. Masih tingginya angka pengangguran di Indonesia, harus diatasi dengan menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi yang unggul.





B A B II
PEMBAHASAN

1.1        Pengaruh pendidikan dan pengangguran
Dengan jumlah angkatan kerja yang cukup besar, arus migrasi yang terus mengalir, serta dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini, membuat permasalahan tenaga kerja menjadi sangat besar dan kompleks.
Pengangguran intelektual tidak terlepas dari persoalan dunia pendidikan yang tidak mampu menghasilkan tenaga kerja berkualitas sesuai tuntutan pasar kerja sehingga seringkali tenaga kerja terdidik kita kalah bersaing dengan tenaga kerja asing.Fenomena inilah yang sedang dihadapi oleh bangsa kita di mana para tenaga kerja yang terdidik banyak yang menganggur walaupun mereka sebenarnya menyandang gelar.
Salah satu kelemahan dari sistem pendidikan kita adalah sulitnya memberikan pendidikan yang benar-benar dapat memupuk profesionalisme seseorang dalam berkarier atau bekerja.Saat ini pendidikan kita terlalu menekankan pada segi teori dan bukannya praktek.Pendidikan seringkali disampaikan dalam bentuk yang monoton sehingga membuat para siswa menjadi bosan.Kita hanya pandai dalam teori tetapi gagal dalam praktek dan dalam profesionalisme pekerjaan tersebut.Rendahnya kualitas tenaga kerja terdidik kita juga adalah karena kita terlalu melihat pada gelar tanpa secara serius membenahi kualitas dari kemampuan di bidang yang kita tekuni.
Jadi apakah dengan pendidikan yang tinggi akan semakin mudah mencari kerja? Dan mampukah Pemerintah dengan filosopis anggaran 20 persen dari APBN maupun APBD yang dialokasikan untuk pendidikan nantinya dibarengi dengan peningkatan kesempatan kerja?atau hanya hisapan jempol belaka?
Bagaimanapun pendidikan adalah sarana untuk mentrasformasi kehidupan kearah yang lebih baik.Pendidikan pun dijadikan standar stratifikasi sosial seseorang. Orang yang berpendidikan akan mendapatkan penghormatan (prestice of life) dimata publik walaupun dari keturunannya tidak dikarunia oleh Tuhan kekayaan yang berlimpah.
Akibatnya, orangpun berbondong-bondong untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya.Mengingat dunia ini terus melaju pada era globalisasi, era persaingan global dan Indonesia merupakan bagian yang ikut andil didalamnya.
Dikehendaki ataupun tidak, setiap negara akan mengikuti perubahan dunia tersebut. Sehingga untuk mempersiapkan diri dari setiap persaingan global tersebut, manusiapun meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikannya baik mereguk pendidikan didalam negeri maupun dinegeri orang yang sudah nyata-nyata kualitasnya (hight quality).Demikian merupakan syarat utamanya.

1.2        Faktor yang mempengaruhi pengangguran
Masalah pengangguran tentulah tidak muncul begitu saja tanpa suatu sebab. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran secara global adalah sebagai berikut :
·         Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
·         Lapangan Kerja sedikit
·         Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
·         Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang
Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.
·         Budaya pilih-pilih pekerjaan Pada dasarnya setiap orang ingin bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikan. Dan lagi ditambah dengan sifat gengsi maka tak heran kebanyakan yang ditemukan di Indonesia bukan pengangguran terselubung, melainkan pengangguran terbuka yang didominasi oleh kaum intelektual (berpendidikan tinggi).
·          Pemalas Selain budaya memilih-milih pekerjaan,budaya (negatif) lain yang menjamur di Indonesia adalah budaya malas. Malas mencari pekerjaan sehingga jalan keluar lain yang ditempuh adalah dengan menyogok untuk mendapatkan pekerjaan.
Pengangguran adalah kekhawatiran terbesar di dunia saat ini simpul sebuah survey yang dilakukan oleh BBC World Service terhadap 11.000 orang di 23 negara.
Dalam jajak pendapat tahunan ini, dinamai The World Speaks (Dunia berbicara), ditulis sederet daftar hal yang meresahkan dan responden diminta membicarakan dengan keluarga dan teman apa yang paling mereka khawatirkan sepanjang bulan lalu.
Korupsi dan kemiskinan masih duduk di posisi kecemasan tertinggi, namun pengangguran disebut oleh 18% responden, enam kali lipat dari jumlah orang yang mengkhawatirkannya saat pertama kali masuk daftar pada survey pertama tahun 2009.
Jajak pendapat ini dilakukan oleh Globescan, dimana hasilnya menunjukkan kecemasan terhadap kehilangan pekerjaan dirasakan merata di berbagai negara yang menjadi lokasi survey, meski persoalan korupsi masih jadi isu yang paling banyak dibicarakan sebagai persoalan dunia.
Hampir seperempat responden menyatakan telah membicarakan soal pengangguran dalam bentuk apapun dalam sebulan terakhir. Kekhawatiran terbesar berkutnya adalah kemiskinan ekstrim dimana satu dari lima responden mengaku membicarakan masalah ini baru-baru ini.
Hal terkait dengan inflasi, seperti harga bahan pokok dan BBM yang terus meroket, ada di peringkat ketiga, dan seperti juga masalah pengangguran soal kenaikan harga dibicarakan oleh 18% orang yang disurvey.
Tetapi beda negara, nampaknya muncul perbedaan tingkat kekhawatiran pula meski sama-sama berkisar pada persoalan pengangguran.
Negeri paling atas yang mencemaskan isu pengangguran adalah Spanyol, dimana 54% responden mengatakan membicarakan persoalan ini baru-baru saja, naik dari sebelumnya sepertiga responden yang ditanyai di negara Eropa ini menurut jajak BBC yang sama tahun lalu.
Sementara berturut-turut Ghana, Meksiko, Nigeria dan Turki adalah negara-negara dimana topik ini menjadi bahan pembicaraan yang diwarnai kecemasan, dimana sepertiga atau lebih responden yang disurvey menyatakan membicarakan isu pengangguran sebulan terakhir.

1.3        Perkembangan tingkat pengangguran di Indonesia
          Pertumbuhan ekonomi yang terjadi akan dapat mempengaruhi jumlah angkatan kerja dan tingkat pengangguran. Pengaruhnya positif yaitu dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka akan mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan pendapatan perkapita. Hal ini akan mendorong hasrat keluarga untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi menjadi besar. Dengan demikian proporsi penduduk yang tidak termasuk angkatan kerja dalam usia kerja meningkat.
          Berdasarkan data  BPS tahun 1989-2007 di Indonesia seperti terlihat pada tabel IV-3, menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di Indonesia tahun 1989 adalah sebesar 2.081.089 jiwa. Pada tahun 1990, tingkat pengangguran di Indonesia meningkat sebesar 2.189.089 jiwa.  Pada tahun 1991, tingkat pengangguran menurun sebesar 2.032.369 jiwa. Disini pemerintah kembali berperan dalam menurunkan jumlah pengangguran, dimana setelah perekonomian Indonesia kembali membaik, pemerintah terus mengupayakan untuk mengembangkan usaha ekonomi mikro yaitu dengan membantu permodalan yang disalurkan melalui bank-bank pemerintah. Pada tahun berikutnya, tingkat pengangguran di Indonesia terus meningkat. Pada tahun 1997, tingkat pengangguran mengalami penurunan sebesar 4.275.155 jiwa. Dan pada tahun selanjutnya tingkat pengangguran di Indonesia meningkat drastis sampai tahun 2007 tingkat pengangguran di Indonesia sudah sebesar 11.647.497 jiwa. Keadaan ini dipengaruhi oleh dinamika struktur umur, jenis kelamin dan perubahan struktur ekonomi yang diakibatkan oleh terjadinya krisis moneter serta perekonomian Indonesia yang berjalan tidak lancar atau stabil. Perkembangan tingkat pengangguran di Indonesia dari tahun 1989-2007 dapat dilihat pada tabel IV-3 berikut ini.

Tabel IV-3
Perkembangan Tingkat Pengangguran di Indonesia
Tahun 1989-2007
Tahun
Tingkat Pengangguran
( jiwa )
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2.081.089
2.189.089
2.032.369
2.185.602
2.308.285
3.737.524
6.251.201
4.407.769
4.275.155
5.062.483
6.030.319
5.831.231
7.739.576
8.397.112
9.939.301
10.251.351
11.899.266
11.104.693
11.910.157
Sumber : BPS Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (diolah)
               Faktor pemicu meningkatnya jumlah pengangguran dikarenakan banyaknya terjadi urbanisasi yang mengakibatkan pengangguran di kota lebih besar dibandingkan dengan pengangguran di pedesaan.  Keadaan ini ada kaitannya dengan jenis pekerjaan di pedesaan yang umumnya adalah pekerjaan informal sedangkan di perkotaan adalah pekerjaan formal sehingga tidak mudah bagi seseorang untuk mendapatkan pekerjaan.  Ketidakpastian keterampilan dan pendidikan juga faktor lain pemyebab tingginya pengangguran yang terus mengalami peningkatan.

1.4        Sistem pendidikan di Indonesia
Sistem Pendidikan Di Indonesia - Apa sih yang dimaksud Sistem Pendidikan Yang Berkualitas? kali ini DaunSingkong akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan Sistem Pendidikan Yang Berkualitas. Pendidikan yang berkualitas bukanlah pendidikan yang ditinjau dari segi finansial, karna sekolah mahal belum tentu menjamin sekolah itu berkualitas, sekolah berkualitas atau tidak itu bisa dinilai dari Sistem pendidikannya. Namun sayangnya sistem pendidikan yang bagus masih sulit untuk ditemukan, seperti sistem pendidikan  di Indonesia yang terbilang cukup kurang yang menempati peringkat terendah di dunia. Berdasarkan tabel liga global yang diterbitkan oleh firma pendidikan Pearson, sistem pendidikan Indonesia berada di posisi terbawah bersama Meksiko dan Brasil.Tempat pertama dan kedua ditempati Finlandia dan Korea Selatan, sementara Inggris menempati posisi keenam.
Hasil Peringkat tersebut diperoleh berdasarkan hasil dari pemaduan tes internasional dan data, mulai dari tingkat kelulusan antara tahun 2006 dan 2010, serta kualitas tenaga pendidik.Sir Michael Barber (penasihat pendidikan utama Pearson) mengatakan, peringkat disusun berdasarkan keberhasilan negara-negara memberikan status tinggi pada guru dan memiliki “budaya” pendidikan.Perbandingan internasional dalam dunia pendidikan telah menjadi semakin penting dan tabel liga terbaru ini berdasarkan pada serangkaian hasil tes global yang dikombinasikan dengan ukuran sistem pendidikan, seperti jumlah orang yang dapat mengenyam pendidikan tingkat universitas.  Gambaran perpaduan itu meletakkan Inggris dalam posisi yang lebih kuat dibandingkan dengan tes Pisa dari Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), yang juga merupakan salah satu tes dalam proses penyusunan peringkat. Pertimbangan-pertimbangan dalam peringkat ini diproduksi untuk Pearson oleh Economist Intelligence Unit.

1.5        Cara mengatasi pengangguran
Cara mengatasi Penganggura Adanya bermacam-macam pengangguran membutuh-kan cara-cara mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut :
o   Cara Mengatasi Pengangguran Struktural Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :
1.      Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja
2.      Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan sector ekonomi yang kekurangan
3.      Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan
4.       Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.
o   Cara Mengatasi Pengangguran Friksional Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-cara sbb:
§  Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya
§  Deregulasi dan Debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru
§  Menggalakkan pengembangan sector Informal, seperti home indiustri
§  Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sector agraris dan sector formal lainnya
§   Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung






B A B III
PENUTUP

3.1   Kesimpulan
Angka pengangguran di Indonesia yang telah mencapai puluhan juta bahkan mencapai angka yang fantastik merupakan suatu masalah yang mendesak yang harus segera dipecahkan karena dampak pengangguran akan sangat berpengaruh bagi tatanan kehidupan sosial ,contohnya kejahatan sosial pencurian/penodongan/perampokan, pelacuran, jual beli anak, anak jalanan dan lain-lain. Pengangguran telah menjadi kuman penyaki tsosial yang relatif cepat menyebar, berbahaya dan beresiko tinggi menghasilkan korban sosial yang pada gilirannya menurunkan kualitas sumber daya manusia, martabat dan harga diri manusia. Karena itulah maka melalui strategi komunikasi pembangunan, kebijakan-kebijakan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis mutlak dilakukan agar angka pengangguran dapat ditekan/dikurangi. Dengan kebijakan yang langsung menyentuh permasalahan pengangguran,maka penyebab dari berbagai patologi sosial yang dialami masyarakat saat ini dapat dikurangi. Berbagaimasalahsosialperkotaan yang meresahkan masyarakat saat ini berakar dari kesulitan hidup atau kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh ketiadaan sumber hidup (pekerjaan).

3.2   Saran
Peran orang terdekat dan pemerintah menjadi penunjang permasalahan pengagguran ini Orang terdekat hendaklah mensupport dan menyemangat isi-pengaggur dengan hal positif atau dengan menyarankan untuk menjadi wirausahawan Dan pemerintah hendaknya menciptakan lapangan kerja yang sesuai dengan jumlah pengagguran dengan pelatihan berbagai sumber daya manusia yang memadai.



Daftar Pustaka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar