Rabu, 11 November 2015

JURNAL

ETIKA PROFESI AKUNTANSI
MEREVIEW JURNAL

                                    OLEH                         : SUGERMAN
                                    NPM                           : 27212174
                                    KELAS                       : 4 EB 22
                                    DOSEN                      : EARLY ARMEIN
                                    MATA KULIAH       : ETIKA PROFESI AKUNTANSI

  

  
 PENGARUH INDEPENDENSI , PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BALI
Pengarang : Kompiang Martina Dinata Putri & I.D.G Dharma Suputra
Penerbit    : ISSN: 2302-8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 4.1 (2013): 39-53

Pendahuluan

            Audit atas laporan keuangan perusahaan oleh pihak ketiga sangat penitng untuk meningkatkan kredibilitas perusahaan, sehingga memperoleh laporan keuangan yang dapat dipercaya oleh manajemen dan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Salah satu kebijakan yang sering ditempuh oleh perusahaan adalah dengan melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan dimana pihak independen sebagai pihak ketiga yaitu akuntan publik. Seorang akuntan publik yang profesional dapat dilihat dari hasil kinerja auditor dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Untuk menghasilkan kinerja yang memuaskan seorang auditor harus memiliki sikap yang jujur atau independen dalam melaporkan hasil audit terhadap laporan keuangan (Trisnaningsih, 2007).  Independensi memiliki arti bahwa seorang akuntan publik harus jujur tidak hanya terhadap manajemen dan pemilik perusahaan, tetapi terhadap kreditur dan pihak lain yang dimana mereka meletakkan keyakinan pekerjaan mereka pada akuntan publik (Christiawan, 2002).
            Bagi akuntan publik keharusan memelihara atau mempertahankan sikap mental yang independen dalam rangka memenuhi tanggungjawab profesionalnya bukanlah satu-satunya hal yang esensial akan tetapi kepercayaan para pemakai laporan keuangan terhadap independensi akuntan publik juga merupakan hal yang sangat penting (Winarna, 2005).
Selain itu menurut Swanger et al. (2001) persaingan yang terjadi antar kantor akuntan publik telah menyebabkan stagnasi pendapatan audit, dalam upaya untuk mempertahankan pertumbuhan dan profitabilitas, perusahaan audit telah berusaha mencari alternatif sumber pendapatan dengan menawarkan berbagai jenis layanan profesional termasuk audit internal, ini tentunya dapat mengancam pada objektivitas dan independensi auditor yang telah mengalami kemunduran dari waktu ke waktu. Selain independensi sikap profesionalisme seorang auditor sangat berperan penting dalam pemeriksaan laporan keuangan perusahaan. Menurut Hudiwinarsih (2010) sikap profesional sering dinyatakan dalam literatur, profesionalisme berarti bahwa orang bekerja secara profesional.
            Sedangkan menurut penelitian Friska (2012) profesionalisme berarti bahwa auditor wajib melaksanakan tugas-tugasnya dengan kesungguhan dan kecermatan, sebagai seorang yang professional, auditor harus menghindari kelalaian dan ketidakjujuran. Jadi dapat disimpulkan apabila seorang auditor tidak memiliki atau telah kehilangan sikap profesionalismenya sebagai seorang auditor maka sudah dapat diyakini bahwa auditor tersebut tidak akan dapat menghasilkan hasil kinerja yang memuaskan dan dengan baik, maka dengan begitu kepercayaan dari masyarakat akan hilang begitu saja terhadap auditor tersebut. Oleh sebab itu sangatlah diperlukan sikap profesionalisme tersebut dalam menyelesaikan tugas – tugas dengan tepat waktu.
Selain independensi dan profesionalisme faktor yang berpengaruh terhadap kinerja auditor dalam penelitian ini adalah etika profesi. MenurutAriyanto, dkk. (2010) etika profesi sangatlah dibutuhkan oleh masing-masing profesi, untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, seperti profesi auditor.
            Kasus pelanggaran sikap independensi yang dilakukan akuntan publik Justinus Aditya Sidharta, dimana ia melakukan kesalahan dalam mengaudit laporan keuangan PT. Great River Internasional, Tbk memunculkan suatu paradigma dimana masalah tersebut memang tidak mampu dibaca oleh akuntan publik yang mengaudit laporan keuangan tersebut atau sebenarnya telah terbaca oleh auditor tersebut namun auditor tersebut sengaja memanipulasinya. Apabila kenyataan akuntan publik ikut memanipulasi laporan keuangan tersebut, maka independensi auditor tersebut patut dipertanyakan kembali (Benny, 2010).

Rumusan Masalah
            Pengaruh apakah yang terjadi antara independensi, profesionalisme, dan etika profesi terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik di Bali.

Tujuan
           Untuk mengetahui pengaruh independensi, profesionalisme, dan etika profesi terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik di Bali.

Data/Variabel
          Penelitian ini telah menyebarkan kuisioner sebanyak 76 eksemplar dengan menggunakan jenis data primer dan yang memenuhi kriteria purposive sampling dalam penelitian ini adalah sebanyak 55 eksemplar.

Teori
            Seorang akuntan publik yang profesional dapat dilihat dari hasil kinerja auditor dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Untuk menghasilkan kinerja yang memuaskan seorang auditor harus memiliki sikap yang jujur atau independen dalam melaporkan hasil audit terhadap laporan keuangan (Trisnaningsih, 2007).
            Independensi memiliki arti bahwa seorang akuntan publik harus jujur tidak hanya terhadap manajemen dan pemilik perusahaan, tetapi terhadap kreditur dan pihak lain yang dimana mereka meletakkan keyakinan pekerjaan mereka pada akuntan publik (Christiawan, 2002).
            Bagi akuntan publik keharusan memelihara atau mempertahankan sikap mental yang independen dalam rangka memenuhi tanggungjawab profesionalnya bukanlah satu-satunya hal yang esensial akan tetapi kepercayaan para pemakai laporan keuangan terhadap independensi akuntan publik juga merupakan hal yang sangat penting (Winarna, 2005).
            Menurut Swanger et al. (2001) persaingan yang terjadi antar kantor akuntan publik telah menyebabkan stagnasi pendapatan audit, dalam upaya untuk mempertahankan pertumbuhan dan profitabilitas, perusahaan audit telah berusaha mencari alternatif sumber pendapatan dengan menawarkan berbagai jenis layanan profesional termasuk audit internal, ini tentunya dapat mengancam pada objektivitas dan independensi auditor yang telah mengalami kemunduran dari waktu ke waktu.
            Menurut Hudiwinarsih (2010) sikap profesional sering dinyatakan dalam literatur, profesionalisme berarti bahwa orang bekerja secara profesional.
           Menurut penelitianFriska (2012) profesionalisme berarti bahwa auditor wajib melaksanakan tugas-tugasnya dengan kesungguhan dan kecermatan, sebagai seorang yang professional, auditor harus menghindari kelalaian dan ketidakjujuran.
            MenurutAriyanto, dkk. (2010) etika profesi sangatlah dibutuhkan oleh masing-masing profesi, untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, seperti profesi auditor.
            Menurut Halim (2008:29) etika profesi meliputi suatu standar dari sikap para anggota profesi yang dirancang agar sedapat mungkin terlihat praktis dan realitis, namun tetap idealistis. Setiap auditor harus mematuhi etika profesi mereka agar tidak menyimpangi aturan dalam menyelesaikan laporan keuangan kliennya.
           Apabila kenyataan akuntan publik ikut memanipulasi laporan keuangan tersebut, maka independensi auditor tersebut patut dipertanyakan kembali (Benny, 2010).
          Seorang akuntan publik sudah seharusnya menaati dan memegang secara teguh Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) (Irsan, 2011).
          Menurut Rahma (2012) profesionalisme adalah suatu atribut individual yang penting tanpa melihat suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak.
          Menurut Halim (2008:46), independensi merupakan suatu cerminan sikap dari seorang auditor untuk tidak memilih pihak siapapun dalam melakukan audit. 
          Memahami peran perilaku etis seorang auditor dapat memiliki efek yang luas pada bagaimana bersikap terhadap klien mereka agar dapat bersikap sesuai dengan aturan akuntansi berlaku umum (Curtis et al., 2012). 
          Menurut Utami (2009) etikaberkaitan dengan perilaku moral dan berfungsi sebagai kontrol pelaksanaan suatu aktivitas.Berdasarkan paparan di atas, maka hipotesis yang dikembangkan adalah :
                       H1 : Etika profesi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor
         Kinerja adalah suatu hasil karyayang telah dihasilkan oleh seseorang dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan ketepatan waktu (Trianingsih, 2007).

Alat analisis
       Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah Regresi linear berganda dengan melihat koefisien determinasi, nilai statistik F dan statistik t.

Hasil
Hasil Pengujian Hipotesis
1.      Pengujian Hipotesis pertama (H1)
            Pada hipotesis pertama (H1) dikemukakan bahwa independensi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor.


2.      Pengujian Hipotesis kedua (H2)
            Pada hipotesis kedua (H2) dikemukakan bahwa profesionalisme berpengaruh positif terhadap kinerja auditor.
3.      Pengujian Hipotesis ketiga (H3)
            Pada hipotesis ketiga (H3) dikemukakan bahwa etika profesi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor.

Tabel hasil uji Regresi Linear Berganda

1)      Koefisien konstanta bernilai 21,221 yang memiliki arti bahwa ketiga variabel X1, X2, X3 konstan pada angka 0 (nol) maka Y sebesar 12,277.
2)      Koefisien regresi X1 bernilai 0,07, membuktikan bahwa ada pengaruh positif variabel X1 terhadap Y. Nilai koefisien sebesar 0,075 memiliki arti jika X1 naik sebesar 1 satuan, maka nilai Y akan meningkat sebesar 0,075 dengan asumsi variabel X2 dan X3 konstan.
3)      Koefisien regresi (X2) bernilai 0,228, membuktikan bahwa ada pengaruh positif variabel X2 terhadap Y. Nilai koefisien sebesar 0,228 memiliki arti jika X2 naik sebesar 1 satuan, maka nilai Y akan meningkat sebesar 0,228 dengan asumsi variabel X1 dan X3 konstan.
4)      Koefisien regresi (X3) bernilai 0,238, membuktikan bahwa ada pengaruh positif variabel X3 terhadap Y. Nilai koefisien sebesar 0,238 memiliki arti jika X3 naik sebesar 1 satuan, maka nilai Y akan meningkat sebesar 0,238 dengan asumsi variabel X1 dan X2 konstan.
5)      Adjusted R Square bernilai 0,985 mempunyai arti bahwa 98,5 % dari kinerja auditor pada KAP di Bali dipengaruhi oleh variabel X1, X2, dan X3, sedangkan 1,5 % dipengaruhi oleh faktor lainnya.
Pengaruh Independensi terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Bali
            Hipotesis pertama (H1) dikemukakan bahwa independensi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Hasilnya membuktikan bahwa independensi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Independensi auditor adalah suatu sikap kejujuran seoarang auditor untuk menyelasaikan tugas – tugasnya dengan kesungguhan hati agar menghasilkan kinerja yang maksimal dan tinggi.

Pengaruh Profesionalisme terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik diBali
            Hipotesis kedua (H2) dikemukakan bahwa profesionalisme berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Hasilnya menunjukkan bahwa profesionalisme berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Apabila seorang auditor tidak dapat melaporkan laporan audit dengan tidak tepat waktu ini tentu akan berdampak menurunnya sikap profesionalisme dari seorang auditor tersebut dan auditor tersebut telah gagal dalam mempertahankan sikap profesionalismenya dalam pekerjaannya.

Pengaruh Etika Profesi terhadap Kinerja Auditor pada Kantor AkuntanPublik di Bali
            Hipotesis ketiga (H3) dikemukan bahwa etika profesi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Hasilnya menunjukkan bahwaetika profesi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor.

Kesimpulan
            Berdasarkan jabaran di atas tersebut dapat disimpulkan bahwa independensi, profesionalisme, dan etika profesi berpengaruh terhadap kinerja auditor karena semakin tinggi sikap independensi, profesionalisme, dan etika auditor seorang auditor maka kinerja yang dihasilkan akan semakin tinggi. Auditor yang mampu mengambil posisi independen dalam setiap melaksanakan tugasnya dan memiliki kemampuan yang memadai di bidang profesinya disertai dengan etika kerja yang konsisten maka akan berdampak pada kinerjanya yang semakin berkualitas.

Daftar Pustaka
            Alim, M Nizarul., Trisni Hapsari, Liliek Purwanti.2007. Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi. Simposium Nasional Akuntansi.
            Allen, Mary F., Linville, Mark, Stott, David M.2005.The Effect of Litigation on Independent Auditor Selection. American Journal of Business Volume20 (1).h:37.
            Ariani. 2009. Pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi, Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Kerja Inspektorat Provinsi Bali. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
            Ariyanto, Dodik dan Ardani Mutia Jati. 2010. Pengaruh Independensi, Kompetensi, dan Sensitivitas Etika Profesi Terhadap Produktivitas Kerja Auditor Eksternal (Studi Kasus Pada Auditor Perwakilan BPK RI Provinsi Bali). Jurnal Akuntansi dan BisnisVolume 5 (2).h:157-168.
            Bamber, E Michael dan Iyer, Venkataraman M.2002. Big 5 auditors' professional and organizational identification: Consistency or conflict. A Journal Practice & Theory Volume 20 (2).h:21.
            Benny. 2010. “Kasus Independensi dan Kompetensi Akuntan”. (http://anakkodokhijau.blogspot.com/2010/11/kasus-independensi-kompetensi-akuntan.html. Diunduh tanggal 21 November 2012 jam 22.30).
            Christiawan, Y.J. 2002. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Journal Directory:Kumpulan Jurnal Akuntansi dan KeuanganUnika Petra. Vol. 4 / No. 2
            Curtis, Mary B., Teresa L. Conover, Lawrence C. Chui.2012. A Cross-Cultural Study of the Influence of Country of Origin, Justice, Power Distance, and Gender on Ethical Decision Making.Journal Of Internasional Accounting Research Volume 11 ( 1 ).h:5-34.
            Cohen, Jeffrey R danSingle Louise E.2001.An Examination Of The Perceived Impact Of Flexible Work Arrangements Professional Opportunities In Public Accounting.Journal of Business Ethics volume 32(4).h: 317.
            Friska, Novanda.2012.Pengaruh Profesionalisme Auditor, Etika Profesi Dan pengalaman Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
            Halim, Abdul. 2008. Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan).Jilid 1.Edisi Keempat.Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
            Hudiwinarsih, Gunasti.2010. Auditors’Experience , Competency, And Their Independency As The Influencial Factors In Professionalism.Journal of Economics, Business and Accountancy Ventura Volume 13 ( 3 ).h:253-264.
            Irsan. 2011. “Etika Profesi Akuntansi dan Contoh Kasus”. (http://irsan90.wordpress.com/2011/11/04/etika-profesi-akuntansi-dan-contoh-kasus/. Diunduh Tanggal 20 November 2012 jam 22.30).
            Pawitra, Abdillah. 2011. Analisis Pengaruh Profesionalisme dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia di Jakarta. Tesis Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
            Rahma, Ferdigita.2012. Pengaruh Profesionalisme, Etika Proefsi, Tingkat Pendidikan, Independensi auditor, Pengalaman Kerja dan Budaya Kerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Di Bali. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
            Swanger, Susan L., Chewning, Eugene G, Jr.2001.The effect of internal audit outsourcing on financial analysts' perceptions of external auditor independence.Journal Auditing Volume 20 ( 2).h:115.
Trianingsih, Sri. 2007. Independensi Auditor Dan Komitmen Organisasi Sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor . Jurnal Akuntansi Volume 2 ( 2 ).h: 1-56.
            Utami, Ratna.2009.Perbedaan Penerapan Etika Profesi Akuntan Pada Perilaku Auditor Yunior Dan Auditor Senior ( Studi Terhadap Auditor Yang Bekerja Pada KAP Di Malang ).Jurnal Akuntansi Volume 6( 2).h:108-115.

            Winarna, Jaka. 2005. Independensi Auditor : Suatu Tantangan Di Masa Depan. Jurnal Akuntansi Volume 5 ( 2 ).h: 178-186.