Selasa, 10 Desember 2013

Belajar hidup dari FERNANDO TORRES !

Liga Champions 2012 resmi berakhir, sejarah baru pun berhasil ditorehkan Chelsea sebagai klub penguasa seantero Eropa. Ada satu sosok yang menurut sangat bahagia mendapatkan trofi ini karena telah melewati penantian panjang dan bertahun-tahun. Dialah Fernando Torres. Bagi saya, sosok Torres merupakan seorang yang sangat menarik untuk diulas dalam perjalanannya mengejar gelar juara Liga Champions. Siapa yang tidak kenal Fernando Torres, sosok striker Chelsea kelahiran Spanyol ini memiliki segala atribut yang dibutuhkan untuk menjadi striker kelas dunia. Penuh talenta, cepat, kuat, dan sangat berbahaya di muka gawang lawan. Akan tetapi, kiprah Torres langsung meredup ketika ia memutuskan bergabung bersama Chelsea. Torres kehilangan kebuasannya sebagai striker yang  “kejam” di depan gawang lawan. Uang yang dikeluarkan Chelsea untuk menebusnya meninggalkan Anfield disayangkan banyak pihak karena Torres tidak mampu menunjukkan performa yang sesuai. Tidak ada yang menduga ternyata kemudian talentanya seolah menguap, hilang tak berbekas. Torres berubah dari seorang macan ganas, menjadi tak lebih dari macan kertas.
            Kepindahan ke Chelsea pun dilakukan dalam keadaan yang tidak baik bagi Torres. Transfer sebesar 50 juta poundsterling kemudian membuat Torres disebut-sebut sebagai pemain matre yang bermental uang. Bagaimana tidak, semenjak bersama Liverpool, Torres telah mampu menjadi primadona bagi para Liverpudlian.  Sehingga kepindahannya ke Chelsea tentu saja akan dianggap sebagai pengkhiatan bagi The Reds. Tapi Torres tetap pada pilihannya, ia memutuskan pindah karena ingin merasakan juara.
            Derita Torres ternyata bukan hanya berkahir pada hinaan dan cemoohan para pendukung The Reds yang kecewa dengan kepindahannya. Performanya bersama The Blues menjadikannya sebagai bahan lawakan seantero Inggris. Dari seorang ahli penjebol gawang menjadi striker mahal alergi gol. Entah apa sebenarnya yang tejadi pada diri Torres sehingga ia yang dulunya sangat tajam dan berbahaya di depan gawang lawan, sekarang hanya menjadi pemain berstatus bintang namun tak bersinar gemilang. Minim gol dan minus kontribusi bagi The Blues. Pamornya seketika meredup, puncaknya ialah ketika Del Bosque mengumumkan bahwa Torres tidak diikut sertakan sebagai pemain timnas Spanyol pada Euro 2012 di Polandia-Ukraina.
            Sudah jatuh tertimpa tangga. Torres terjebak pada situasi yang buruk melalui pengharapan pada capaian prestasi terbaik. Bukan hanya para pencinta bola yang bingung, Torres pun tentunya bingung. Ia yang sebelumnya begitu bersinar, kini hanya kebagian bola-bola liar di lapangan. Rekan-rekan di Chelsea pun kurang mempercayakan umpan-umpan indah padanya. Mereka mendukung Torres dari berbagai pernyataannya di media, tetapi mereka juga bersama pasti setuju bahwa ada yang salah pada diri Torres dan ia butuh waktu untuk menemukan performa terbaiknya kembali.
            Kisah hidup Torres tentunya juga relevan dengan kehidupan kita sehari-hari. Khususnya bagi mereka yang pernah merasakan indahnya karir dan manisnya prestasi. Kemudian, di saat kita semua sedang merasa akan mencapai puncak karir dan prestasi, di saat itu pula kita dicoba dengan cobaan yang tidak pernah mampu kita prediksi.
            Mengejar cita-cita dan mimpi memang membutuhkan perjuangan yang keras. Mewujudkan harapan bukanlah hal yang dilakukan dengan membalikkan telapak tangan. Mimpi dan cita-cita membutuhkan lebih dari sekedar usaha yang luar biasa. Kedua hal ini juga membutuhkan kesabaran. Ketika kita mendapatkan cobaan dalam perjalanan menggapai impian, sesungguhnya ini merupakan bentuk untuk mendewasakan pribadi kita yang masih lemah. Berbagai kesulitan itu ingin menguji semampu dan sekuat apa kita dalam perjalanan mengejar cita-cita.
            Dalam mengejar impian pun kerap sekali kita berada pada anggapan remeh dari orang lain. Tapi apakah kita harus menyerah? Di sinilah letak perbedaan antara para pemenang dengan pecundang.“The winner never quit, and the quitter never win” merupakan kalimat yang memiliki makna “Pemenang tidak pernah mundur dan mereka yang mundur tidak akan pernah menjadi pemenang” membedakan mereka yang takut dengan impiannya dan mereka yang kuat berjuang mewujudkannya. Tidak ada kesuksesan yang instan tanpa penderitaan dan perjuangan. Ketika kita melewatkan perjuangan dan takut menghadapi penderitaan, maka saat itulah kita makin jauh untuk merasakan manisnya sebuah kesuksesan.
            Sebuah proses dalam menggapai mimpi itulah yang membuat indah cerita biografi kita jika suatu saat kita tuliskan. Kisah hebat dalan bertahan dari segala kesulitan untuk mencapai impian itulah yang akan menjadi teladan bagi keluarga dan handai taulan. Ibarat metamorfosis seekor ulat daun menjadi kupu-kupu, tidak ada keindahan hidup yang luar biasa tanpa tekanan, himpitan, dan derita dalam berjuang.
            Saat ini mungkin kita menganggap berbagai kegagalan yang terjadi pada rencana-rencana kita berasal dari tidak adanya keberuntungan (lucky). Tapi yakinlah, bahwa keberuntungan itu pun perlu dipersiapkan melalui kegigihan. Kita menyaksikan bagaimana tidak menyerahnya Torres berjuang membuktikan bahwa dirinya masih layak diakui sebagai seorang pemain yang luar biasa. Ia tidak menyerah meskipun setelah berpindah ke Chelsea beberapa kali ia tidak mendapatkan posisi sebagai seorang penyerang. Tetap berjuang untuk membawa Chelsea menang. Hingga kemudian sebuah gol indah penutup kemenangan Chelsea atas Barca terjadi di Camp Nou sebagai pembuktian bahwa ia masih menjadi pembobol ulung.
            Bagi yang menyaksikan pertandingan tersebut tentunya tidak akan menyangka bagaimana Torres yang dimasukkan di menit-menit akhir pertandingan mampu mendapatkan bola yang kemudian menjadi petaka bagi tim Catalan sehingga kemudian segenap media massa di dunia memberitakan hal ini berulang-ulang. Memunculkan harapan dan pujian yang sangat besar bahwa El Nino sudah kembali pada jalan yang benar. Bagaikan efek domino, penampilannya terus mengalami perbaikan, dan puncaknya ialah ketika menjadi hattrick dalam pertandingan menghadapi sebuah tim liga Inggris.
            Kisah Torres dalam menghadapi masa-masa sulitnya untuk kembali pada kegemilangan karir tentunya memiliki nilai pelajaran hidup yang sangat sayang untuk dilewatkan. Terlepas dari prasangka Torres adalah seorang pesepak bola yang mementingkan uang, yang jelas berprasangka buruk tidaklah akan membawa pelajaran yang positif bagi diri kita. Dalam menggapai sebuah kesuksesan, potensi dan kemampuan yang kita miliki sering sekali tidak berarti banyak tanpa berada pada tempat yang tepat dalam waktu yang tepat. Dalam mencari tempat yang tepat inilah dibutuhkan keberanian untuk melewati batas kenormalan dengan mencari tantangan-tantangan baru. Sementara waktu yang tepat hanya akan tercipta setelah usaha benar-benar maksimal dilakukan.
            Torres boleh saja dihina, disebut matre, dan pernah diremehkan ketika berada pada masa-masa sulit menggapai impiannya. Akan tetapi, tanggal 20 Mei 2012 ini harapan Torres merasakan juara di level Eropa sudah  menjadi  kenyataan.  Chelsea juara, sehingga tidak ada yang sia-sia dengan pilihan Torres. Meskipun ia tidak mencetak gol penentu kemenangan Chelsea, tetapi menurut saya Torres telah menemukan momentum yang tepat untuk mendapatkan impiannya. Menjadi juara Liga Champion Sementara bagi para pembenci Torres, boleh jadi mereka akan terus membenci dan tidak menyukainya, karena dalam hidup ini orang-orang yang seperti itu akan selalu hadir dalam setiap perjuangan para pengejar mimpi. Namun, apakah harus selalu berusaha disukai orang lain untuk sesuatu yang benar-benar baik dan berarti bagi diri Anda?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar