Liga Champions 2012 resmi berakhir,
sejarah baru pun berhasil ditorehkan Chelsea sebagai klub penguasa seantero
Eropa. Ada satu sosok yang menurut sangat bahagia mendapatkan trofi ini karena
telah melewati penantian panjang dan bertahun-tahun. Dialah Fernando Torres.
Bagi saya, sosok Torres merupakan seorang yang sangat menarik untuk diulas
dalam perjalanannya mengejar gelar juara Liga Champions. Siapa yang tidak kenal
Fernando Torres, sosok striker Chelsea kelahiran Spanyol ini memiliki segala atribut yang dibutuhkan
untuk menjadi striker kelas dunia. Penuh talenta, cepat, kuat, dan sangat
berbahaya di muka gawang lawan. Akan
tetapi, kiprah Torres langsung meredup ketika ia memutuskan bergabung bersama
Chelsea. Torres kehilangan kebuasannya sebagai striker yang “kejam” di
depan gawang lawan. Uang yang dikeluarkan Chelsea untuk menebusnya meninggalkan
Anfield disayangkan banyak pihak karena Torres tidak mampu menunjukkan performa
yang sesuai. Tidak ada yang menduga ternyata kemudian talentanya seolah
menguap, hilang tak berbekas. Torres berubah dari seorang macan ganas, menjadi
tak lebih dari macan kertas.
Kepindahan ke Chelsea pun dilakukan dalam keadaan yang tidak baik bagi Torres.
Transfer sebesar 50 juta poundsterling kemudian membuat Torres disebut-sebut
sebagai pemain matre yang bermental uang. Bagaimana tidak, semenjak bersama
Liverpool, Torres telah mampu menjadi primadona bagi para Liverpudlian.
Sehingga kepindahannya ke Chelsea tentu saja akan dianggap sebagai
pengkhiatan bagi The Reds. Tapi Torres tetap pada pilihannya, ia memutuskan
pindah karena ingin merasakan juara.
Derita Torres ternyata bukan hanya berkahir pada hinaan dan cemoohan para
pendukung The Reds yang kecewa dengan kepindahannya. Performanya bersama The
Blues menjadikannya sebagai bahan lawakan seantero Inggris. Dari seorang ahli
penjebol gawang menjadi striker mahal alergi gol. Entah apa sebenarnya yang
tejadi pada diri Torres sehingga ia yang dulunya sangat tajam dan berbahaya di
depan gawang lawan, sekarang hanya menjadi pemain berstatus bintang namun tak
bersinar gemilang. Minim gol dan minus kontribusi bagi The Blues. Pamornya
seketika meredup, puncaknya ialah ketika Del Bosque mengumumkan bahwa Torres
tidak diikut sertakan sebagai pemain timnas Spanyol pada Euro 2012 di
Polandia-Ukraina.
Sudah jatuh tertimpa tangga. Torres terjebak pada situasi yang buruk melalui
pengharapan pada capaian prestasi terbaik. Bukan hanya para pencinta bola yang
bingung, Torres pun tentunya bingung. Ia yang sebelumnya begitu bersinar, kini
hanya kebagian bola-bola liar di lapangan. Rekan-rekan di Chelsea pun kurang
mempercayakan umpan-umpan indah padanya. Mereka mendukung Torres dari berbagai
pernyataannya di media, tetapi mereka juga bersama pasti setuju bahwa ada yang
salah pada diri Torres dan ia butuh waktu untuk menemukan performa terbaiknya
kembali.
Kisah hidup Torres tentunya juga relevan dengan kehidupan kita sehari-hari.
Khususnya bagi mereka yang pernah merasakan indahnya karir dan manisnya
prestasi. Kemudian, di saat kita semua sedang merasa akan mencapai puncak karir
dan prestasi, di saat itu pula kita dicoba dengan cobaan yang tidak pernah
mampu kita prediksi.
Mengejar cita-cita dan mimpi memang membutuhkan perjuangan yang keras.
Mewujudkan harapan bukanlah hal yang dilakukan dengan membalikkan telapak
tangan. Mimpi dan cita-cita membutuhkan lebih dari sekedar usaha yang luar
biasa. Kedua hal ini juga membutuhkan kesabaran. Ketika kita mendapatkan cobaan
dalam perjalanan menggapai impian, sesungguhnya ini merupakan bentuk untuk
mendewasakan pribadi kita yang masih lemah. Berbagai kesulitan itu ingin
menguji semampu dan sekuat apa kita dalam perjalanan mengejar cita-cita.
Dalam mengejar impian pun kerap sekali kita berada pada anggapan remeh dari
orang lain. Tapi apakah kita harus menyerah? Di sinilah letak perbedaan antara
para pemenang dengan pecundang.“The winner never quit, and the quitter never
win” merupakan kalimat yang memiliki makna “Pemenang tidak pernah mundur
dan mereka yang mundur tidak akan pernah menjadi pemenang” membedakan mereka
yang takut dengan impiannya dan mereka yang kuat berjuang mewujudkannya. Tidak
ada kesuksesan yang instan tanpa penderitaan dan perjuangan. Ketika kita
melewatkan perjuangan dan takut menghadapi penderitaan, maka saat itulah kita
makin jauh untuk merasakan manisnya sebuah kesuksesan.
Sebuah proses dalam menggapai mimpi itulah yang membuat indah cerita biografi
kita jika suatu saat kita tuliskan. Kisah hebat dalan bertahan dari segala
kesulitan untuk mencapai impian itulah yang akan menjadi teladan bagi keluarga
dan handai taulan. Ibarat metamorfosis seekor ulat daun menjadi kupu-kupu,
tidak ada keindahan hidup yang luar biasa tanpa tekanan, himpitan, dan derita
dalam berjuang.
Saat ini mungkin kita menganggap berbagai kegagalan yang terjadi pada
rencana-rencana kita berasal dari tidak adanya keberuntungan (lucky).
Tapi yakinlah, bahwa keberuntungan itu pun perlu dipersiapkan melalui
kegigihan. Kita menyaksikan bagaimana tidak menyerahnya Torres berjuang
membuktikan bahwa dirinya masih layak diakui sebagai seorang pemain yang luar
biasa. Ia tidak menyerah meskipun setelah berpindah ke Chelsea beberapa kali ia
tidak mendapatkan posisi sebagai seorang penyerang. Tetap berjuang untuk
membawa Chelsea menang. Hingga kemudian sebuah gol indah penutup kemenangan
Chelsea atas Barca terjadi di Camp Nou sebagai pembuktian bahwa ia masih
menjadi pembobol ulung.
Bagi yang menyaksikan pertandingan tersebut tentunya tidak akan menyangka
bagaimana Torres yang dimasukkan di menit-menit akhir pertandingan mampu
mendapatkan bola yang kemudian menjadi petaka bagi tim Catalan sehingga
kemudian segenap media massa di dunia memberitakan hal ini berulang-ulang.
Memunculkan harapan dan pujian yang sangat besar bahwa El Nino sudah kembali
pada jalan yang benar. Bagaikan efek domino, penampilannya terus mengalami
perbaikan, dan puncaknya ialah ketika menjadi hattrick dalam pertandingan
menghadapi sebuah tim liga Inggris.
Kisah Torres dalam menghadapi masa-masa sulitnya untuk kembali pada
kegemilangan karir tentunya memiliki nilai pelajaran hidup yang sangat sayang
untuk dilewatkan. Terlepas dari prasangka Torres adalah seorang pesepak bola
yang mementingkan uang, yang jelas berprasangka buruk tidaklah akan membawa
pelajaran yang positif bagi diri kita. Dalam menggapai sebuah kesuksesan,
potensi dan kemampuan yang kita miliki sering sekali tidak berarti banyak tanpa
berada pada tempat yang tepat dalam waktu yang tepat. Dalam mencari tempat yang
tepat inilah dibutuhkan keberanian untuk melewati batas kenormalan dengan
mencari tantangan-tantangan baru. Sementara waktu yang tepat hanya akan
tercipta setelah usaha benar-benar maksimal dilakukan.
Torres boleh saja dihina, disebut matre, dan pernah diremehkan ketika berada pada
masa-masa sulit menggapai impiannya. Akan tetapi, tanggal 20 Mei 2012 ini
harapan Torres merasakan juara di level Eropa sudah menjadi
kenyataan. Chelsea juara, sehingga tidak ada yang sia-sia dengan
pilihan Torres. Meskipun ia tidak mencetak gol penentu kemenangan Chelsea,
tetapi menurut saya Torres telah menemukan momentum yang tepat untuk
mendapatkan impiannya. Menjadi juara Liga Champion Sementara bagi para pembenci
Torres, boleh jadi mereka akan terus membenci dan tidak menyukainya, karena dalam
hidup ini orang-orang yang seperti itu akan selalu hadir dalam setiap
perjuangan para pengejar mimpi. Namun, apakah harus selalu berusaha disukai
orang lain untuk sesuatu yang benar-benar baik dan berarti bagi diri Anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar